Anggota Komisi II DPR Budiman Sudjatmiko mendesak pemerintah menarik seluruh pasukan keamanan yang menjaga kawasan perkebunan di berbagai daerah.
"Nggak perlu, nggak perlu itu. Harus ditarik semuanya (pasukan pengamanan)," kata Budiman sesaat sebelum diskusi bertema "Mengawal Tapal Batas RI dengan Kesejahteraan", di Pontianak, Kalimantan Barat, Ahad (18/12).
Ia mengatakan keberadaan pasukan dari aparat keamanan selama ini cenderung berpihak ke perusahaan sehingga berpotensi memicu konflik dengan masyarakat, seperti yang terjadi di Kabupaten Mesuji di Lampung dan Kecamatan Mesuji di Sumatera Selatan.
Menurut anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini, peristiwa Mesuji bukan satu-satunya konflik berdarah yang pernah terjadi akibat perebutan lahan di Indonesia. Di beberapa daerah, konflik serupa juga terjadi dan biasanya melibatkan aparat keamanan.
"Mesuji itu hanya salah satu kasus. Di banyak tempat juga terjadi seperti itu," tegas anggota DPR yang membidangi masalah agraria tersebut.
Mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini berharap tim investigasi dari Komisi III DPR dapat bekerja cepat untuk mengungkap peristiwa Mesuji.(Metrotvnews.com)
Aksi kekerasan aparat terhadap warganya terus terjadi,belum sudah kasus Mesuji Lampung yang diberitakan menewaskan 30 orang warga Mesuji,Lampung.Kasus serupa terjadi di Kabupaten Garut Jawa Barat,Sekitar 17 orang aktivis Gerakan Pemuda Islam Garut pada 11 Desember kemarin harus menerima pukulan dan tendangan Pihak Kepolisian Polres Garut.
Atas aksi keberingasan Polisi,siang tadi di Halaman Gedung Pemerintahan Jawa Barat Jl.Diponogoro No.22 Kota Bandung berlangsung aksi unjukrasa yang dilakukan sekitar 20 orang Gerakan Pemuda Islam Jawa Barat menuntut penyelesaian prilaku represif aparat Kepolisian terhadap Aktivis GPI di Kabupaten Garut.
Dalam aksinya,para pengunjukrasa membawa poster yang berisi,Hilangkan segala bentuk kekerasan pemerintah lewat aparat,jangan tindas rakyat dengan peluru,aparat bukan untuk melukai rakyat,hentikan represifitas aparat pemerintah.
Atas aksi kekerasan Aparat kepolisian di Garut,masa GPI menuntut,masyarakat melawan segala bentuk kekerasan baik Fisik dan Psikis dalam kegiatan sehari hari,melawan dan mengadukan segala bentuk kekerasan pemerintah,pemerintah dan aparat keamanan mewujudkan janji negara berupa keadilan dan kesejahterraan bagi seluruh rakyat Indonesia.tegakan supermasi hukum yang berfihak pada masyarakat dalam segala bidang kehidupan,serta menyntut pemerintah dan aparat keamanan menghentikan seluruh bentuk kekerasan pada masyarakat secara fisik, psikis, struktural maupun birokrasi.
Menurut Fajar Arif,coordinator aksi,”kami sengaja melakukan aksi unjukrasa ini untuk menghentikan segala bentuk kekerasan aparat keamanan pemerintah terhadap rakyatnya”.Fajar menilai Kondisi Bangsa yang penuh ketidakadilan akan mengakibatkan KERUSUHAN SOSIAL, dan kerusuhan sosial akan mengakibatkan REFRESI NEGARA.
Aksi unjukrasa yang dikawal puluhan Petugas Kepolisian dari Polrestabes Bandung berlangsung damai.(Doni Romadhona/Mal)